Pages

.:: Selamat Membaca semoga bermanfaat. Amin ::.

Kisah Usam

Dalam sebuah perjalanan kehidupan kita pasti mendapatkan cerita yang menjadi kisah tak terlupakan dalam hidup ini, begitu pula dengan aku dan temen-temenku semasa di MAN dulu, banyak sekali warna-warni cerita dalam hidup antara aku dan teman-temanku. Kita semua bagaikan saudara kandung bahkan lebih dari itu, kita terkenal kompak di sekolah waktu itu. Karena memang itu yang kita prioritaskan yakni sejuta warna dengan satu rasa. Tapi, terkadang ada yang disalah gunakan dalam kekompakan kita disini, yaitu kita sering kompak untuk terlambat, tidak mengumpulkan tugas dan bahkan bolospun tidak mustahil bila itu adalah kebiasaan kita (sebagian). hehehehe
Dalam kelas Bahasa, ada banyak karakter yang berbeda-beda, namun rasanya saling melengkapi. Mulai dari yang pinter, sedang, dan dibawah sedang alias minimumpun ada (sengoca'). Ada juga yang rajin (masuk, bolos, pulang istirahat).
ahihihihi
Ok, ne cerita yang pengen aku sampein sebenarnya.
Pada suatu hari ketika aku sedang malas masuk sekolah tapi teman (Jhe, Abenk, dan Ajis) mengajak aku untuk masuk, yiah dengan setengah hati aku berangkat ke sekolah meskipun dengan niat kalo udah nyampe sekolah ntar aku mau tidur (dalam hati).
Setelah nyampe sekolah ternyata aku dan teman-temanku (Jhe, Abenk, dan Ajis) terlambat 3 menit. Namun, terlambat bukan suatu hal yang baru bagi kita. hehehe
Dengan gaya sok lugu kita langsung nyerobot di belakang guru yang sedang ngasih tandatangan buat siswa yang terlambat sebelum kita, dan jalanpun lancar hingga nyampe kelas.
hemmmmmm...... Lega rasanya udah bisa ikut pelajaran sama seperti temen-temen yang lain. (Lebay). Setelah suasana ruangan menggema dengan bacaan do'a pertanda pelajaran hendak dimulai dan guru yang mengajar waktu itu adalah Ibu Jaziroh (Kanjeng Mami), beliau mengajar Antropologi dengan pura-pura aku bermuka semangat, padahal dalam hati ingin sekali rasanya tidur. (hohohohoho)
Tak lama kemudia pelajaran berlangsung, tiba-tiba HP yang sedang bertapa dalam kantong celanaku bergetar (Drrrrrttttt... Drrrrrrtttt...Drrrrrttttt). Dengan singkat aku langsung membukanya, ternyata ada SMS masuk. Hemmmmmmmm
Sambil ditutupi buku, aku membuka sms yang masuk di HPq karena aku penasaran dan setelah aku buka dan ku baca. Wah ternyata dari temenku (Shalbood)
Shalbood : "Boy, ada dimana ? Ayo pulang !!!" Blz.
sambil sembunyi-sembunyi aku membalas SMSnya Shalbood "Q dkls boy, Ok tggu ntar ktm di Stadion. (karena sekolahku memang dekat dengan Stadion Bangkalan).
Shalboodpun dengan kilat langsung membalas SMSq "Sip" (dalam balasanya).
Singkat cerita. Setelah jam 1-2 (pelajaran pertama) selesai, maka aku langsung meluncur keluar dengan ditemani Jhe waktu itu. Lagi-lagi dengan gaya sok lugu aku menembus pagar sekolah yang tertutup. Dan sesampainya dilokasi yang dijanjikan, aku langsung calling si Shalbood,
"Halo match, Badha ekammah/ Halo mat, ada dimana ???" dengan suara agak lantang.
"Ya' badha neng kelas reh/ Ini, lagi ada dikelas ne ...!!!" Jawaban dari udara seberang (HP).
"Babbah, aok jha' aghejek match/ wah, ayo jangan bercanda mat" Pintaku kepadanya.
"Baaa Onggu reh/ waaa beneran ne !!!" jawabnya lagi.
"Hemmm Shalbood kammah/ hemmmm Shalbood kemana ???" karena ku yakin suara itu bukan suaranya si Shalbood.
"Baaa Shalbood sengko'/ waaa Shalbood ne aku !!! dengan santai ia menjawab.
"M*tanah yech Shalbood ? aok kemmah shalbood ??/ M*tamu ya shalbood ? ayo buruan mana shalbood ???" pintaku agak keras karena sudah mulai jengkel plus panik (maklum di area bebas dengan baju seraga di jam pelajaran).
setelah itu langsung kumatikan telpq.
walau cuman berdua dengan jhe, akupun tak urungkan niatku untuk bolos. Akhirnya, kitapun langsung menuju ke tempat ngopi di daerah Demangan Barat (Bo' Teleng) hingga jam 12.
Ketika mulai kurasakan bosan, aku mengajak jhe pulang tapi tiba-tiba si Shalbood muncul dengan tampilan yang agak aneh (batinku). Yaudah, aku dan jhe tidak jadi pulang karena si Shalbood udah dateng, ketika ku tanya.
"sapa ghi' buruh seng ngangka' telp match/ sapa yang angkat telponnya tadi mat?" tanyaku.
"Hah ??? be'eng nelfon/ Hah ??? kamu nelf ??? si Shalbood bertanya seperti orang kaget.
"Lhoch, mellang/ lhoch y iyalah !!! jawabku
"Hadewch.... Tang HP erampas Pak Pa'onk !!! shalbood ngasih tau.
"Bah pagenna/ yang bener ????" pintaku santai, karena tak percaya.
"Ongguen reh !!!!" tegasnya.
"Astaghfirullah,berarti ghi' buruh sengko' ngocak m*tanah dha' pak pak'ong mon deiyech???"


Nah, inilah hal terparah yang aku lakukan kepada seorang guru meskipun tanpa sengaja dan tidak tau, aku berucap kasar namun dalam hati aku merasa berdosa telah mengumpatnya.
Ternyata menjaga omongan itu sangatlah penting coy, karena menurut sabda Nabi, selamatnya insan itu dengan menjaga lisannya. So, jadikanlah pelajaran dari cerita yang sangat burtal ini. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers