1.
Aku
bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi,
dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar
dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi
berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.
2.
Di
dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar
menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun
melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan
Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.
3.
Hakikat
Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi
bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi.
Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala
isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
4.
Jika
kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.
5.
Sekian
lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu
rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari
sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.
6.
Demi
Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan
menyembah dirimu sendiri.
7.
Di
mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta
yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya,
maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara.
Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan
dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi
seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
8.
Pada
Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka
akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk
kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
9.
Ketika
aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang
ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan
mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
10. Hari ini, seperti hari lainnya, kita
terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan
diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci.
Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan
Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk
berlutut dan bersujud kepada-Nya.
11. Diamlah! Cinta adalah sebutir
permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
12. “Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu
Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah cukup bersama-Mu.
Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan
terombang-ambing di samudera-Mu.”
13. Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan
akan selalu bersama-Mu.
14. Tak ada pilihan lain bagi jiwa,
selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di
antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap
dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau
langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para
pecinta.
15. Segalanya yang kau lihat mempunyai
akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya
tetaplah sama.
16. Ketika sedih, aku bersinar bagaikan
bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika
aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga
di langit tertinggi.
17. Hati manusia selalu terbuka dan
dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi.
18. Aku kehilangan duniaku, ketenaranku,
dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang lenyap. Aku
berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun,
cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh
dan bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona.
19. Aku ingin melihat wajah-Mu pada
sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.
20. Karena Cinta segalanya menjadi ada.
Dan hanya karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.
21. Badan ini hanyalah suatu cermin
surga. Energinya membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya membuat malaikat
Seraphim terkejut. Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil
takut.
22. Kau lebih mahal dibanding surga dan
bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala
yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga
murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan.
23. Cintaku pada-Nya adalah hakikat
jiwaku. Hidupku adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup seperti
seorang gipsi pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun
setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah
langit yang sama.
24. Kematianku adalah perkawinanku
dengan keabadian.
25. Meski aku terbakar habis, namun aku
tetap tertawa, karena abuku masih tetap hidup! Aku telah mati ribuan kali:
namun abuku selalu menari dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru.
26. Di gurun pasir tanpa batas, aku
kehilangan jiwaku, dan menemukan bunga mawar ini.
27. Aku telah melihat wajah mulia Sang
Raja. Dia adalah mata dan matahari surga. Dia adalah teman seperjalanan dan
penyembuh semua mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan
jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada
kemurnian. Dia adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom
di tubuhku berlompatan sambil menangis dan berkata: “Terpujilah Tuhan.”
28. Apapun juga yang mereka katakan atau
pikirkan, aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak seorang pun
dapat memahami hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya.
29. Jika kau dapat bertemu dengan
Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka
bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini,
akan nampak pada cermin persepsimu.
30. Setiap penglihatan tentang keindahan
akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun, janganlah kau
berputus asa, karena mereka semua datang dari sumber yang sama, dari Keabadian.
Masukilah Keabadian itu, maka kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan
berkembang, memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.
31. Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di
hati langit yang paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat Tuhan itu
akan jatuh dan menyebar, sehingga misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di
seluruh dunia.
32. Jika kau berputar mengelilingi
matahari, maka kau pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar mengelilingi
seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir
permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti emas,
jika kau menari mengelilingi-Nya.
33. Kau hanya memerlukan aroma anggur,
karena makrifat akan menyala dengan sendirinya dari kesunyian hatimu setelah
mencium aroma anggur itu, seperti juga nyala api akan tersilap dan berkobar
dari aroma anggur! Bayangkan jika kau adalah anggur itu sendiri.
34. Sufi adalah seorang lelaki atau
seorang perempuan yang telah patah hati terhadap dunia.
35. Kekasih, beri aku kesempatan untuk
selalu mengetahui bagaimana cara menyambut-Mu, dan sulutkanlah obor di
tangan-Mu agar membakar habis rumah ke-ego-an di dalam diriku.
36. Sembunyikan rahasia-Ku di dalam
harta karun jiwamu. Sembunyikan perasaan ekstase itu di dalam dirimu. Jika kau
menemukan Aku, maka sembunyikan Aku di dalam hatimu. Sadarilah kemabukan ini
sebagai Kebenaran Mutlak!
37. Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah
berkata: “Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu berkah yang tak terhingga.”
Setiap daun dari suatu pohon membawa suatu firman dari dunia yang tak terlihat.
Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai suatu berkah dari-Nya.
Segala sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa
lidah, dan mendengar tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang tak
terhingga dari-Nya.
38. Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu,
biarkan anggur itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang Maha Agung
akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah bagiku!
39. Jika kau mendefinisikan dan
membatasi “Aku” dengan berbagai konsepmu, maka kau akan kelaparan dengan dirimu
sendiri. Lalu “Aku” pun akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat dari
kata-kata, dan kotak itu adalah peti mayatmu sendiri.
40. Aku tidak tahu siapa sebenarnya
“Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun
terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari
“Dinding-Keilahian”.
41. Jatidiri kita adalah Cahaya.
Cinta-Ilahi adalah Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan mahluk
adalah bayang-bayang-Nya.
42. Perkecillah dirimu, maka kau akan
tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap
tanpa kata-kata.
43. Ketika kami mati, jangan cari pusara
kami di bumi. Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.
44. Ketika pikiran dilampaui, maka
keindahan cinta pun datang menghampiri, berjalan dengan anggun, serta membawa
secangkir anggur di tangannya. Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun
datang menghampiri – Ia adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata
dan hanya bisa disebut sebagai “Itu”.
45. Setiap orang yang tinggal jauh dari
sumber-Nya, dari Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk kembali ke masa
ketika ia masih dipersatukan dengan-Nya.
46. Surga dibuat dari asap hati yang
terbakar habis. Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang yang hatinya
telah terbakar habis.
47. Awan-awan berada dalam keheningan
meski penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para
filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera kemuliaan-Mu. Dan
di dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar
samudera kemuliaan-Mu.
48. Manusia ibarat suatu pesanggrahan.
Setiap pagi selalu saja ada tamu baru yang datang: kegembiraan, kesedihan,
ataupun keburukan; lalu kesadaran sesaat datang sebagai suatu pengunjung yang
tak diduga. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua hanya membawa
dukacita. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua dengan kasar
menyapu dan mengosongkan isi rumahmu. Perlakukan setiap tamu dengan hormat,
sebab mereka semua mungkin adalah para utusan Tuhan yang akan mengisi rumahmu
dengan beberapa kesenangan baru. Jika kau bertemu dengan pikiran yang gelap,
atau kedengkian, atau beberapa prasangka yang memalukan, maka tertawalah
bersama mereka dan undanglah mereka masuk ke dalam rumahmu. Berterimakasihlah
untuk setiap tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka telah dikirim oleh-Nya
sebagai pemandumu.
49. Saat kau datang ke dunia ini, suatu
tangga telah ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan mengantarmu
kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun
naik menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik menjadi manusia – mahluk yang
mewarisi pengetahuan melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan
dari debu, tetapi bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa
kau takut dengan kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini,
maka tak diragukan lagi kau akan menjadi malaikat dan membumbung melampaui
lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti di sana, bahkan
badan surgawimu itu akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan
melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang Maha Luas”. Biarkan dirimu – yang
bagaikan setetes air itu – menjelma menjadi seratus samudera. Tetapi, jangan
berpikir bahwa hanya setetes air itulah yang telah menjelma menjadi samudera,
sebab samudera juga telah menjelma menjadi setetes air.
50. Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara
dalam dirimu. Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui setiap kata.”
Biodata Singkat Jalaludin Rumi
Rumi – nama lengkapnya, Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al-Khattabi
al-Bakhri – lahir di Balkh (Afghanistan sekarang) pada tanggal 30 September
1207. Para Orientalis di Barat mengakui Rumi sebagai penyair yang terbesar dari
semua penyair mistik yang pernah ada dalam peradaban Islam. Dan para sufi di
Timur Tengah mengakui bahwa karya-karyanya dianggap sebagai Al-Qur’an kedua
karena kedalaman maknanya. Jalaluddin Rumi adalah pendiri “Tarekat Mevlevi” di
Turki. Sebelum Perang Dunia II, pengikut Tarekat Mevlevi berjumlah 100.000 yang
tersebar di seluruh Balkan, Afrika, dan Asia. Tidak ada penyair di dalam
sejarah – tidak juga Shakespeare Atau Dante – yang secara nyata mempunyai
dampak pada peradaban seperti yang dilakukan oleh Rumi. Dan tak ada puisi yang
mampu membangkitkan ekstase mistik dan kebahagiaan kepada pembacanya seperti
puisi-puisi yang ditulis oleh Rumi.
Rumi adalah satu pribadi di antara sedikit pribadi di bumi yang memiliki
kesadaran universal – selain Ramakrishna, Aurobindo, dan Kabir – yang
dihasilkan oleh agama, dan telah mewarnai kehidupan serta peradaban manusia
dengan kemuliaan cinta. Maka, pada saat ini, ketika kita membutuhkan suatu
inspirasi untuk mencintai dunia yang tengah terancam kehancuran, ketika kita
sudah melupakan identitas Keilahian, kebahagiaan, serta tanggung jawab
kemanusiaan kita, Rumi hadir sebagai seorang pemandu dan seorang saksi atas
kemuliaan Tuhan serta keagungan jiwa manusia. Rumi hadir membawa esensi agama
yaitu cinta yang universal. Bagi Rumi, cinta melebihi semua dogma agama, cinta
hadir untuk memeluk keseluruhan ciptaan, cinta adalah hakekat agama yang
mempersatukan seluruh umat manusia dalam cahaya Keilahian.